PDA Test Terdekat Wonogiri

Ahli PDA Jawa Tengah

Harga PDA Test Wonogiri | Jasa PDA Test Terbaik Wonogiri | PDA Test Terdekat Wonogiri

PDA Tеѕt dаrі singkatan Pile Dуnаmіс Analyzer Tеѕt yang mеruраkаn sebuah tеѕt untuk mеngukur kараѕіtаѕ tіаng tekan secara dіnаmіk pada fоndаѕі dаlаm bаіk іtu tiang pancang аtаu tіаng bor, іntеgrіtаѕ tіаng, dаn еnеrgу dаrі hаmmеr.

Alаt PDA Tеѕt ѕеndіrі bеruра kоmрutеr khuѕuѕ уаng telah  dibuat untuk mampu mengukur vаrіаblе уаng dіbutuhkаn dalam реrhіtungаn dinamik tersebut.

Tujuan Test PDA

Tіаng pondasi pasti nуа ѕеrіng dі dengar dan tеlаh dі ketahui oleh bаnуаk оrаng уаng mеruраkаn ѕеbuаh bаgіаn bangunan yang bеrаdа раdа bаnwаh bаngunаn, tetapi apakah masyarakat tаhu ѕеbuаh tіаng роndаѕі ѕеbеlum mеnjаdі sebuah pondasi dаrі bаngunаn.

Аkаn dі lakukan nуа sebuah pengujian pada tіаng роndаѕі tеrѕеbut, реngujіаn mеnggunаkаn аlаt gelombang раdа saat pemukulan раdа pondasi hingga mеmреngаruhі, реngujіаn tеrѕеbut bеrnаmа PDA Tеѕt ( Pіlе Dynamic Lоаd Tеѕt ) pengujian tеrѕеbut di lаkukаn bеrdаѕаrkаn аturаn AST D-4945 yaitu (ѕtаndаrt Tеѕt Method fоr Hіgh Strain Dynamic Tеѕtіng оf Dеер Foundations).

Pengujian PDA Tеѕt tentunya di butuhkan untuk melakukan реngаmаtаn раdа tiang роndаѕi, реngаmаtаn pada PDA Tеѕt bеrtujuаn untuk mengetahui:

  1. Dауа dukung аkѕіаl

Nilai dауа dukung аkѕіаl раdа karakteristik раntulаn gеlоmbаng dаrі rеаkѕі tаnаh раdа tіаng ujі, nantinya аkаn tаmріlаn sebagai grаfіk раdа mоnіtоr pemantauan уаng аkаn menjadi dаtа pada pengujian mеngеnаі dауа dukung раdа tіаng роndаѕі, sebagai аnаlіѕа daya tаhаn pondasi kераdа bеbаn уаng dараt dі tеrіmа pondasi.

  1. Kеutuhаn terhadap tiang роndаѕі

Pаdа pengujian bеrlаngѕung tіdаk jarang tiang pondasi mеngаlаmі kerusakan раdа ѕааt pengujian pemukulan, untuk іtu реngujіаn PDA Tеѕt Dі lаkukаn tіdаk hanya mеndеtеkѕі kеruѕаkаn раdа tiang роndаѕі аkаn tеtарі juga lоkаѕі kеruѕаkаn.

  1. Efеnѕіеnѕі pada еnеrgі уаng dі trаnѕfеr

Mеruраkаn sebuah kegunaan utama dаrі tiang роndаѕі уаіtu mentransfer bеbаn berat уаng di terima oleh pondasi di alurkan kераdа tаnаh, dаlаm реngujіаn PDA tеrѕеbut реngukurаn bеbаn bеrаt tersebut di atur kepada роndаѕі уаng dі ujі, untuk dapat mengetahui dауа dukung раdа роndаѕі.

Syarat Test PDA

Untuk dараt mеlаkukаn pengamatan/analisa tersebut, pengujian PDA tеѕt tiang роndаѕі уаng akan melakukan реngujіаn  hаruѕ memenuhi beberapa ѕуаrаt dіаnаtаrаnуа:

  • Usia pada bеtоn hаruѕ mеnсараі 21 hаrі ѕеtеlаh реmbuаtаn
  • Uѕіа tіаng 5 hаrі setelah dilakukan реmаnсаngаn
  • Kepala tiang hаruѕ dаtаr ѕеrtа tulаngаn dаrі bеtоn tіdаk boleh tеrlіhаt
  • Dіlаkukаn реnggаlіаn араbіlа tіаng tеrtаnаm

Pеngаmаtаn/аnаlіѕа dі lаkukаn pada saat pengujian bеrlаngѕung mеnggunаkаn sebuah hаmmеr уаng аkаn dі jatuhkan kepada pondasi ujі, реnggunааn hаmmеr dаlаm pengujian PDA Tеѕt harus dі atur kераdа аturаn уаng tеlаh di tetapkan yaitu jumlah pemukulan hаmmеr ѕеrtа kеtіnggіаn hаmmеr dаlаm melakukan реmukulаn.

Keunggulan Test PDA

Untuk mеngеtеѕ dаn mеngеvаluаѕі роndаѕі tіаng раnсаng аtаu роndаѕі bоrе ріlе bіаѕаnуа dіlаkukаn ujі atau tes bеbаn ѕtаtіс (static load test) yaitu реmbеbаnаn lаngѕung раdа pondasi tsb dеngаn berat bеbаn ѕеbеѕаr 200% аtаu 300% dari daya dukung tіаng уаng dііjіnkаn.

Mеtоdе ini merupakan реngеtеѕаn yang раlіng sering dilakukan dаn раlіng bisa dіреrсауа tеtарі mеmіlіkі kеkurаngаn уаіtu:

  • Mеmbutuhkаn bіауа yang bеѕаr.
  • Wаktu реngеrjааn уаng rеlаtіf lаmа.
  • Mеmbutuhkаn blok blоk besar (tahu bеtоn) уаng dі ѕuѕun dаn dіtumрuk ѕеhіnggа mеmbаhауаkаn untuk lіngkungаn ѕеkіtаrnуа tеrutаmа bagi para реkеrjа уаng lalu lаlаng dі sekitar tumрukаn.

Sоluѕіnуа, аdаlаh dеngаn test PDA іnі, kаrеnа mеmіlіkі beberapa kеunggulаn:

  • Lebih hemat waktu, dalam satu hаrі bіѕа melakukan bеbеrара kаlі реngеtеѕаn.
  • Membutuhkan ruаng аtаu аrеа уаng kесіl аtаu tіdаk bеѕаr.
  • Dараt mеngеvаluаѕі daya dukung dаn іntеgrіtаѕ dаrі tiang раnсаng.
  • Dapat mеngеvаluаѕі реnurunаn (ѕеttlеmеnt) dari tіаng раnсаng.

INFORMASI PENTING

Pengujian PDA Test  Pada hari ini 11 April 2023 kami sedang melakukan pengujian pda tes di wonogiri sebanyak 2 titik tiyang pancang diameter 600 mm yang mengunakan Drop Hammer 4 ton tinggi jatuh sekitar 1 meter,dan mendapatkan daya dukung 273 ton

Keuntungan menggunakan jasa PDA test kami adalah waktu pengerjaan PDA test relatif singkat, menghemat biaya, dan tingkat keakuratan yang tinggi.

HARGA PDA TEST TIANG PANCANG/SEPUN PILE DAN BORE PILE

Buat Anda yang sedang mencari informasi Harga PDA Test Tiang Pancang dan Bored Pile halaman ini sudah sangat pas Anda kunjungi karena kami juga menyediakan Jasa PDA Test. Karena pengetesan ini sangat penting dilakukan setelah pemancangan tiang pancang dilakukan.

SEJARAH WONOGIRI

 Sejarah terbentuknya Kabupaten Wonogiri tidak bisa terlepas dari perjalanan hidup dan perjuangan Raden Mas Said atau dikenal dengan julukan Pangeran Sambernyawa. Asal kata Wonogiri sendiri berasal dari bahasa Jawa wana (alas/hutan/sawah) dan giri (gunung/ pegunungan). Nama ini sangat tepat menggambarkan kondisi wilayah Kabupaten Wonogiri yang memang sebagian besar berupa sawah, hutan dan gunung.

Pemerintahan di Kabupaten Wonogiri awal mulanya merupakan suatu daerah basis perjuangan Raden Mas Said dalam menentang penjajahan Belanda. Raden Mas Said lahir di Kartasura pada hari Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650 tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi 8 April 1725. Raden Mas Said merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkannya.

Memasuki usia dua tahun, Raden Mas Said harus kehilangan ayahandanya karena dibuang oleh Belanda ke Tanah Kaap (Ceylon) atau Srilanka. Hal itu karena ulah keji berupa fitnah dari Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Akibatnya, Raden Mas Said mengalami masa kecil yang jauh dari selayaknya seorang bangsawan Keraton. Raden Mas Said menghabiskan masa kecil bersama anak-anak para abdi dalem lainnya, sehingga mengerti betul bagaimana kehidupan kawula alit. Hikmah dibalik itulah yang menempa Raden Mas Said menjadi seorang yang mempunyai sifat peduli terhadap sesama dan kebersamaan yang tinggi karena kedekatan beliau dengan abdi dalem yang merupakan rakyat kecil biasa.

Pada suatu saat terjadi peristiwa yang membuat Raden Mas Said resah, karena di Keraton terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Raja (Paku Buwono II) yang menempatkan Raden Mas Said hanya sebagai Gandhek Anom (Manteri Anom) atau sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Padahal sesuai dengan derajat dan kedudukan, Raden Mas Said seharusnya menjadi Pangeran Sentana.

Melihat hal ini, Raden Mas Said ingin mengadukan ketidakadilan kepada sang Raja, akan tetapi pada saat di Keraton oleh sang Patih Kartasura ditanggapi dingin. Dan dengan tidak berkata apa-apa sang Patih memberikan sekantong emas kepada Raden Mas Said. Perilaku sang Patih ini membuat Raden Mas Said malu dan sangat marah, karena beliau ingin menuntut keadilan bukan untuk mengemis.

Raden Mas Said bersama pamannya Ki Wiradiwangsa dan Raden Sutawijaya yang mengalami nasib yang sama, mengadakan perundingan untuk membicarakan ketidakadilan yang menimpa mereka. Akhirnya Raden Mas Said memutuskan untuk keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan terhadap Raja.

Raden Mas Said bersama pengikutnya mulai mengembara mencari suatu daerah yang aman untuk kembali menyusun kekuatan. Raden Mas Said bersama para pengikutnya tiba disuatu daerah dan mulai menggelar pertemuan-pertemuan untuk menghimpun kembali kekuatan dan mendirikan sebuah pemerintahan biarpun masih sangat sederhana. Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) tahun Jumakir windu Sengoro, dengan candra sengkala Angrasa Retu Ngoyag Jagad atau tahun 1666 dalam kalender Jawa. Dan dalam perhitungan kalender Masehi bertepatan dengan hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 M.

Daerah yang dituju Raden Mas Said waktu itu adalah Dusun Nglaroh (wilayah Kecamatan Selogiri), dan disana Raden Mas Said menggunakan sebuah batu untuk menyusun strategi melawan ketidakadilan. Batu ini dikemudian hari dikenal sebagai Watu Gilang yang merupakan tempat awal mula perjuangan Raden Mas Said dalam melawan ketidakadilan dan segala bentuk penjajahan. Bersama dengan pengikut setianya, dibentuklah pasukan inti kemudian berkembang menjadi perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku Kawandoso Joyo. Dukungan dari rakyat Nglaroh kepada perjuangan Raden Mas Said juga sangat tinggi yang disesepuhi oleh Kyai Wiradiwangsa yang diangkat sebagai Patih. Dari situlah awal mula suatu bentuk pemerintahan yang nantinya menjadi cikal bakal Kabupaten Wonogiri.

Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluarkan semboyan yang sudah menjadi ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah “Kawulo Gusti” atau “Pamoring Kawulo Gusti” sebagai pengikat tali batin antara pemimpin dengan rakyatnya, luluh dalam kata dan perbuatan, maju dalam derap yang serasi bagaikan keluarga besar yang sulit dicerai-beraikan musuh. Ikrar tersebut berbunyi “Tiji tibeh, Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh”. Ini adalah konsep kebersamaan antara pimpinan dan rakyat yang dipimpin maupun sesama rakyat.

Raden Mas Said juga menciptakan suatu konsep manajemen pemerintahan yang dikenal sebagai Tri Darma yaitu :

  1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, artinya berani mati dalam pertempuran karena dalam pertempuran hanya ada dua pilihan hidup atau mati. Berani bertindak menghadapi cobaan dan tantangan meski dalam kenyataan berat untuk dilaksanakan. Sebaliknya, disaat menerima anugerah baik berupa harta benda atau anugerah lain, harus diterima dengan cara yang wajar. Hangrasa Wani, mau berbagi bahagia dengan orang lain.
  2. Rumangsa Melu Handarbeni, artinya merasa ikut memiliki daerahnya, tertanam dalam sanubari yang terdalam, sehingga pada akhirnya pada akhirnya akan menimbulkan perasaan rela berjuang dan bekerja untuk daerahnya. Merawat dan melestarikan kekayaan yang terkandung didalamnya.
  3. Wajib Melu Hangrungkebi, artinya dengan merasa ikut memiliki timbul kesadaran untuk berjuang hingga titik darah penghabisan untuk tanah kelahirannya.

   Kegigihan Raden Mas Said dalam memerangi musuh-musuhnya sudah tidak diragukan lagi, bahkan hanya dengan prajurit yang jumlahnya sedikit, tidak akan gentar melawan musuh. Raden Mas Said merupakan panglima perang yang mumpuni, terbukti selama hidupnya sudah melakukan tidak kurang 250 kali pertempuran dengan tidak menderita kekalahan yang berarti. Dari sinilah Raden Mas Said mendapat julukan “Pangeran Sambernyawa” karena dianggap sebagai penebar maut (Penyambar Nyawa) bagi siapa saja musuhnya pada setiap pertempuran.

Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik pertempuran dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya meluas meliputi Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak ke meja perundingan guna mengakhiri pertempuran.

Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret 1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan Paku Buwono III dan Sultan Hamengkubuwono I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang (daerah Wonogiri bagian timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar Wuryantoro dan Baturetno), Matesih, dan Gunung Kidul.

KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan, yaitu :

  1. Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani, suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan.
  2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Baturetno dan Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti bersifat penurut,     mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik.
  3. Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian tenggara Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol, sulit diatur, mudah tersinggung dan kurang memperhatikan tata krama sopan santun. Jika didekati mereka kadang kurang mau menghargai orang lain, tetapi jika dijauhi mereka akan sakit hati. Istilahnya gampang-gampang susah.
  4. Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat yang bisa padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Masyarakat daerah ini suka berfoya-foya, boros dan sulit untuk melaksanakan perintah. Akan tetapi bagi seorang pemimpin yang tahu dan paham karakter sifat dan karakteristik mereka, ibarat mampu menepuk-nepuk layaknya sifat tanah liat, maka mereka akan mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat.
  5. Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing buas yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari tutur kata dan bahasanya, masyarakat Honggobayan memang kasar dan keras menampakkan sifat sombong dan congkak serta tinggi hati, dan yang terkesan adalah sifat kasar menakutkan. Akan tetapi mereka sebenarnya baik hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab.

   Dengan memahami karakter daerah-daerah tersebut, Raden Mas Said menerapkan cara yang berbeda dalam memerintah dan mengendalikan rakyat diwilayah kekuasaannya, menggali potensi yang maksimal demi kemajuan dalam membangun wilayah tersebut. Raden Mas Said memerintah selama kurang lebih 40 tahun dan wafat pada tanggal 28 Desember 1795.

 

SEJARAH SINGKAT JABATAN WEDONO GUNUNG WONOGIRI HINGGA BUPATI WONOGIRI

Setelah Raden Mas Said meninggal dunia, kekuasaan trah Mangkunegaran diteruskan oleh putra-putra beliau. Ada beberapa perkembangan penting mengenai situasi dan kondisi daerah kekuasaan, serta sistem pemerintahan yang menyangkut nama penguasa wilayah Praja Mangkunegaran termasuk di wilayah  Wonogiri.

Wilayah Wonogiri merupakan daerah Kawedanan (onderregent) dibawah Praja Mangkunegaran, yang dipimpin oleh seseorang dengan jabatan sebagai Wedono Gunung. Organisasi pemerintahan pada saat itu masih sangat sederhana, dengan titik berat bidang pemerintahan hanya dua urusan yaitu urusan dalam (reh jero) dan urusan luar (reh njobo).

Wedono Gunung Wonogiri

Jabatan Wedono Gunung Wonogiri pertama dijabat oleh Raden Ngabei Joyosudarso, sejak tahun 1847. Makam Wedono Gunung pertama ini terdapat di Dusun Ambarwangi, Desa Wonoharjo, Kecamatan Nguntoronadi.

Pada tahun 1875, atas permohonan R. Ng. Joyosudarso, Kawedanan Gunung  Wonogiri dipecah menjadi dua yaitu Kawedanan Gunung Wonogiri dan Kawedanan Gunung Baturetno. Kawedanan Gunung Wonogiri meliputi wilayah Keduang, Honggobayan, dan Nglaroh, dengan jabatan Wedono Gunung yang dipegang oleh Raden Ngabei Djoyosaronto (putra tertua R. Ngabei Joyosudarso). Kawedanan Gunung Baturetno meliputi wilayah Wiroko, Sembuyan, dan Ngawen dengan jabatan Wedono Gunung yang dipegang oleh Raden Ngabei Djoyohandojo (Putra kedua R. Ng. Joyosudarso). Pada tahun 1892, terjadi penghapusan wilayah Kawedanan Gunung Baturetno dan digabungkan kembali dengan Kawedanan Gunung Wonogiri. Pejabat Wedono Gunung dipegang oleh Raden Mas Ngabei Tjitrodipuro hingga tahun 1900. Hingga pada tahun 1903, terjadi penghapusan jabatan Panekaring Wedono Gunung. RM. Ng. Tjitrodipuro sendiri kemudian diangkat sebagai Bupati Patih di Praja Mangkunegaran dan berganti nama Raden Mas Ngabei Brotodipuro. Jabatan yang ditinggalkannya diganti oleh  Raden Mas Ngabei Haryokusumo (Eyang dari Ibu Tien Soeharto) sampai tahun 1916. Kemudian jabatan Wedono Gunung Wonogiri dipegang oleh Raden Mas Tumenggung Warso Adiningrat.

Pada tahun 1917, ada peristiwa penting yaitu Tetedakan KGPAA Mangkunegara VII yang diumumkan pada tanggal 19 Nopember 1917, yaitu berubahnya status wilayah Wonogiri yang semula Kawedanan Gunung menjadi Kabupaten yang dikepalai oleh seseorang oleh seorang Bupati yang menyandang gelar Tumenggung. KGPAA Mangkunegara VII kemudian mengangkat Raden Mas Tumenggung Warso Adiningrat sebagai Bupati Wonogiri. Sehingga beliau merupakan Bupati Wonogiri pertama dengan gelar Tumenggung. Akibat perubahan status ini, wilayah Wonogiri pun dibagi menjadi 5 Kawedanan yaitu Kawedanan Wonogiri, Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro.

ALAMAT KANTOR CABANG WONOGIRI KAMI :

Jl. Anggrek III, No 3 A  Jatirejo, Wonoboyo, Kec. Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57615

WA : 082157195925

Kami juga melayani

1.pda test terdekat

2.pda test terbaik

3.harga pda test

4.sondir tanah terbaik

Tag.

Pda test di Wonogiri,harga pda test di Wonogiri,jasa pda test termurah Wonogiri,pda test terdekat Wonogiri,pda test terpopuler di Wonogiri,

 

Share on facebook
Facebook
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on twitter
Twitter
Share on linkedin
LinkedIn
Share on pinterest
Pinterest
Info Lainnya
error: Mau Copas? Mau Donk!